Pembahasan

Menurut Wignjosoebroto S (2003), ergonomi adalah ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut yang lebih baik yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui suatu pekerjaan yang efektif, efisien, aman dan nyaman.

Tujuan dan penerapan ilmu ergonomi ini secara umum menurut Tarwaka (2004) adalah:

  • Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan

penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

  • Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial.

mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat dan meningkatkan jaringan sosial

baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

  • Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek, yaitu aspek teknis.

ekonomis, antropologis. dam budaya dan setiap sistem kerja yang dilakukan

sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

            Dalam dunia desain, ergonomi sangat berguna untuk perancangan suatu produk yang nantinya akan bermanfaat bagi penggunanya. Selain itu, terdapat suatu hal yang sama pentingnya dengan ergonomi yaitu antropometri.

Sanders and Mc. Cormick (1987) menyatakan bahwa antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Sedangkan menurut Nurmianto (1991) antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.  

Kedua hal tersebut sangat berhubungan satu sama lain sehingga, dapat dikatakan bahwa desainer harus memiliki ilmu antropometri ketika merancang produknya. Maka dari itu, akan didapatkan suatu hasil yang akan mempengaruhi kenyamanan dan keselamatan pengguna.

Kenyamanan adalah perasaan yang muncul akibat dari minimalnya atau tidak adanya gangguan pada sensasi tubuh (Manuaba,1998). Mc Cormick (Cormick & Ernest, 1993) menegaskan dalam membentuk kenyamanan sebuah produk atau rancangan, perhatian pada faktor manusia (human factor) berperan penting dalam mencipta desain yang memiliki ergonomi yang baik, yang nantinya menciptakan kenyamanan bagi penggunanya. Dengan menerapkan ilmu ergonomi dalam desain, selain faktor kenyamanan dan keselamatan, desainer juga dapat menjadi lebih mudah mempertimbangkan berbagai aspek yang akan mempengaruhi estetika produk, termasuk material yang akan digunakan.

Menurut Kolcaba (2003), kenyamanan terkait dengan:

  •  Kenyamanan fisik terkait dengan sensasi tubuh yang dirasakan oleh individu itu sendiri.
  •  Kenyamanan psikospiritual terkait dengan kesadaran internal diri, yang meliputi konsep diri, harga diri, makna kehidupan, seksualitas hingga hubungan yang sangat dekat dan lebih tinggi.
  • Kenyamanan lingkungan terkait dengan lingkungan, kondisi dan pengaruh dari luar kepada manusia seperti temperatur, warna, suhu, pencahayaan, suara, dll.
  • Kenyamanan sosial kultural terkait dengan hubungan interpesonal, keluarga, dan sosial atau masyarakat (keuangan, perawatan kesehatan individu, kegiatan religius, serta tradisi keluarga)

     Pada observasi kenyamanan produk kursi berkaitan, ditemukan ketidaknyamanan pada sandaran punggung dan tangan. Sandaran punggung terlalu ke belakang (Elza, mewakili persentil 5%), Sandaran punggung kurang ke belakang (Raihan, mewakili persentil 95%), dan sandaran tangan tidak empuk / keras. Ketidaknyamanan pengguna dalam menggunakan produk kursi tersebut dapat berakibat buruk bagi keselamatan pengguna, seperti kesehatan tulang punggung yang terganggu, dan lain sebagainya, terutama dalam jangka waktu yang lama. 



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dimensi Kursi